Buntut 2 Anak Meninggal Akibat DBD, Dinkes Ponorogo Tetapkan Status Waspada
jatim.jpnn.com, PONOROGO - Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo memberlakukan status waspada wabah demam berdarah dengue (DBD) usai dua anak dilaporkan meninggal akibat penyakit tersebut.
Pihaknya mengimbau warga untuk menggiatkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekitar masing-masing.
"Salah satu cara terbaik untuk mengatasi DBD dengan melakukan pencegahan. Tidak sekadar fogging, tetapi harus dilakukan gerakan PSN secara masif," kata Kepala Dinkes Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti, Minggu (17/3).
Menurutnya, langkah kewaspadaan dan kesiagaan telah diberlakukan Dinkes Ponorogo sejak awal musim penghujan, di mana mulai muncul kasus DBD di daerah tersebut.
Namun, upaya itu kini kembali ditingkatkan menyusul kasus kematian dua bocah yang terjangkit demam berdarah pada sepekan terakhir.
"DBD itu biasanya demam sembuh, demam lagi. Jadi, harus diwaspadai, jangan sampai terlambat untuk penanganannya," katanya.
Baca Juga:
Dari data Dinkes Ponorogo, tercatat jumlah pasien DBD dari bulan Januari hingga Februari berjumlah 13 orang. Dengan rincian Januari ada tujuh orang dan Februari enam orang.
Untuk pasien yang masuk dalam demam berdarah, kadinkes menyebutkan jika salah satu indikatornya yakni trombosit kurang dari 100 ribu dan Hematokrit lebih dari 20 persen. (antara/mcr12/jpnn)
Dinkes Ponorogo menetapkan status waspada demam berdarah di wilayah setempat menyusul dua anak meninggal akibat DBD
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News