Kasus ODGJ Meningkat Hingga 1.940 Kasus Pada 2024, Dinkes Ponorogo Ungkap Penyebabnya

jatim.jpnn.com, PONOROGO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo mencatat peningkatan jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) pada 2024 dibanding tahun sebelumnya.
Pada tahun 2023 tercatat ada sebanyak 1.670 penderita ODGJ berat, sedangkan pada 2024 bertambah menjadi 1.940 kasus.
Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (P2PTM Keswa) Dinkes Ponorogo, Atis Wahyuni menyebut jumlah itu melebihi prevalensi yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.
Dari total penderita, mayoritas didiagnosis mengidap skizofrenia dan psikotik akut.
"Naik 270 jiwa dari tahun sebelumnya, sebagian besar masuk kategori akut atau skizofrenia," ujar Atis.
Menurutnya, peningkatan kasus itu dipengaruhi berbagai faktor, mulai dari genetik hingga tekanan psikososial akibat kondisi ekonomi dan konflik keluarga.
"Genetik memang masih menjadi faktor, tetapi sekarang bergeser. Tekanan dalam keluarga, masalah pekerjaan, hingga pola asuh juga bisa menyebabkan stres yang berdampak pada kesehatan jiwa," jelasnya.
Dari data yang ada, mayoritas penderita ODGJ di Ponorogo berusia di atas 35 tahun.
Dinkes Ponorogo mengungkap peningkatan kasus ODGJ dari tahun 2023 dengan 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News