'Simalakama' TikTok Shop dan Pentingnya Literasi Digital Untuk UMKM
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Aturan pelarangan berjualan melalui media sosial yang berimbas pada penutupan TikTok Shop rupanya masih menjadi perdebatan di masyarakat.
Hal ini mendapatkan respons dari pegiat media sosial Delvi Faisal Arfi. Menurutnya, tidak ada korelasi penutupan aktivitas jual beli via online dengan maksud memberikan perlindungan kepada UMKM.
“Di tengah derasnya arus digitalisasi, pemerintah seharusnya bisa lebih progresif dalam memberikan solusi. Bukan sekadar main tutup-tutup saja,” kata Delvi tertulis, Minggu (5/11).
Founder & CEO PT Digital Branding Indonesia (DBI) itu menilai yang menjadi kebutuhan utama para pelaku UMKM saat ini adalah pengetahuan tentang digitalisasi.
Pemerintah, kata dia, harus memberikan kelas digitalisasi, algoritma media sosial, dan rumusan membuat konten agar ditonton banyak orang agar meningkatkan awareness produk.
“Saya kira hal ini menjadi kebutuhan dasar bagi para pelaku UMKM saat ini, jika mereka mendapat akses wawasan secara merata," ujar Icang sapaan Delvi Faisal Arfi itu.
Icang menyebut karakteristik digitalisasi yang harus dipahami bersama adalah ‘all in one’ atau semua bisa dalam satu genggaman akses.
Dia beranggapan ada perubahan perilaku konsumen saat ini, dibandingkan satu dekade belakangan.
Icang menilai tidak ada korelasi penutupan aktivitas jual beli via online dengan maksud memberikan perlindungan kepada UMKM.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News