Permintaan Maaf RS Soewandhie Atas Pasien Meninggal di Ruang Tunggu ICU

“Saat pasien menunggu di IGD, mereka (keluarga) ingin ada pemberitahuan progres dari indenan mereka. Seperti begini, ibu Asih datangnya antrean ke-17, terus besok paginya sudah maju ke berapa? itu mereka ingin tahu,” ucapnya.

Maka dari itu, dengan adanya keluhan tersebut pihaknya bakal melakukan perbaikan.

“Yang kami prioritaskan pertama adalah pelayanannya. Jadi, kami harus bisa membedakan pelayanan untuk masyarakat, medisnya, dan administratifnya. Ini nanti yang kami harus perbaiki supaya pasien tahu kalau dia nomor sekian, lalu jam sekian maju nomor sekian,” kata dia. 

Seluruh tenaga medis yang ada di RSUD Soewandhie diwajibkan untuk menerapkan standar operasional prosedur (SOP) saat melayani pasien, seperti, senyum, sapa, dan salam.

“Kami sudah berusaha untuk melakukan senyum, sapa, dan salam. Ini membentuk karakter tenaga kesehatan agar berpikir bahwa dia bukan bos, tetapi dia adalah seorang pelayan yang siap untuk dilayani. Itu tujuan kami,” ungkapnya.

Billy mengatakan bahwa RSUD Soewandhie terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat yang ingin berobat atau mengakses layanan kesehatan.

Kami melayani tidak membedakan pasien umum atau BPJS, tidak karena 90 persen pelayanan kami dimanfaatkan masyarakat dengan berobat menggunakan BPJS. Jadi, kami tidak mungkin membedakan,” pungkas dr Billy. (mcr23/jpnn)