Kisah Umar Syaroni, Penyandang Tunadaksa yang Menjadi Pemuda Inspiratif Untag Surabaya

“Rasanya campur aduk, terharu dan bangga bisa sampai pada titik ini. Dulu saya mendapatkan diskriminasi di bidang pendidikan,” tuturnya.
Dirinya tak jarang ditolak beberapa sekolah dan universitas, bahkan saat mengikuti berbagai lomba dan kegiatan. Menurutnya, diskriminasi bukan menjadi penyebab besar putus asa dan retaknya semangat juang pemuda untuk mencapai potensi dan tujuan hidup, khususnya untuk penyandang disabilitas.
“Dari situ saya berharap bisa menyebarkan kesadaran bahwa penyandang disabilitas juga punya kesempatan dan potensi yang sama,” ujarnya.
Umar menuturkan pemuda harus memahami proses Sumpah Pemuda sebagai indikator perjuangan kesuksesan prestasi. Tentunya ditunjang dengan kepercayaan diri, memiliki pandangan visioner untuk berjuang.
Sebagai penyandang disabilitas, Umar menerima kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Menurutnya, kekurangan tidak lantas dihilangkan, tetapi ditutupi dengan kelebihan.
“Lihatlah ke depan bahwa kita masih punya masa depan dan peluang yang akan datang. Lihatlah ke belakang. Artinya, kita sudah melangkah sejauh ini sehingga tidak ada alasan untuk menyerah,” pungkas Umar. (mcr12/jpnn)
Umar Syaroni dinoobatkan sebagai pemuda inspiratif oleh Untag Surabaya atas prestasi yang diraihnya meski memiliki kekurangan.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News