Korban Jembatan Gantung Putus di Probolinggo Dapat Pendampingan Psikologis
jatim.jpnn.com, PROBOLINGGO - Siswa SMPN 1 Pajarakan yang menjadi korban jembatan gantung putus mendapatkan pendampingan psikologis dari Pemkab Probolinggo.
Jembatan gantung itu putus ketika puluhan siswa berada di tengah-tengahnya, lalu menggoyang-goyangkan membuat kelebihan beban dan menyebabkan jatuh ke sungai.
"Pendampingan psikologis itu sangat diperlukan dalam rangka untuk menghilangkan trauma pada korban," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Probolinggo Fathur Rozi, Jumat (9/9).
Trauma healing diberikan kepada para siswa agar mereka bisa kembali ceria seperti sedia kala. Harapannya anak-anak tersebut bisa belajar lagi tanpa dibayang-bayangi insiden tersebut.
"Korban yang mengalami luka-luka dibawa ke Puskesmas Pajarakan. Namun, sebanyak 15 siswa dan guru dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk mendapatkan perawatan intensif," tuturnya.
Menurut Fathur, insien itu berawal ketika 150 siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan bersama gurunya melakukan kegiatan jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2022.
Baca Juga:
"Dengan memakai pakaian olahraga sekolah, rute jalan sehat dimulai dari SMPN 1 Pajarakan ke selatan hingga Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan dan Desa Rondokuning serta finish kembali di sekolah," ucapnya. (antara/mcr12/jpnn)
Korban insiden jembatan gantung putus di Probolinggo mendapatkan pendampingan psikologis untuk menghilangkan trauma.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News