Pakar: Ada Faktor Pemerintah di Balik Mahalnya Harga Minyak Goreng
jatim.jpnn.com, MALANG - Ekonom Universitas Brawijaya Malang Nugroho Suryo Bintoro turut menyoroti soal kenaikan harga minyak goreng yang melebihi harga eceran tertinggi (HET), Rp 11 ribu per liter.
Dia mengharapkan adanya upaya untuk mengendalikan harga minyak goreng yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan
Hal itu penting mengingat permintaan masyarakat diperkirakan akan meningkat menjelang akhir tahun.
"Kalau belum terkendali juga, maka tidak menutup kemungkinan pada akhir November dan Desember, harga minyak goreng akan makin tinggi," kata Nugroho.
Dia menerangkan kenaikan harga minyak goreng di dalam negeri dipicu akibat melonjaknya harga ekspor crude palm oil (CPO) yang merupakan bahan baku utama seiring meningkatnya permintaan dari China dan India.
Namun, pemerintah seharusnya bisa menjaga keseimbangan antara kebutuhan minyak goreng dalam negeri dan ekspor.
"Permintaan melonjak untuk ekspor. Ekspor memang menjadi kebutuhan nasional, tetapi bukan berarti pasokan dalam negeri terabaikan," ujar dia.
Apalagi memasuki musim libur akhir tahun diprediksi kebutuhan minyak goreng dalam negeri akan meningkat. Bukan hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga sektor pariwisata.
Ekonom Universitas Brawijaya Malang Nugroho Suryo Bintoro mengkritik pemerintah menyusul meningkatnya harga minyak goreng belakangan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News