Pedagang Ikan Hias di Tulungagung Menjerit Gara-gara Cari Oksigen Sulit
![Pedagang Ikan Hias di Tulungagung Menjerit Gara-gara Cari Oksigen Sulit - JPNN.com Jatim](https://cloud.jpnn.com/photo/jatim/news/normal/2021/07/14/pekerja-memasukkan-ikan-koi-cyprinus-rubrofuscus-ke-dalam-su-kd9i.jpg)
jatim.jpnn.com, TULUNGAGUNG - Sejumlah pedagang ikan hias mulai mengeluhkan dampak kelangkaan oksigen yang saat ini terkonsentrasi untuk kebutuhan pasien Covid-19.
"Tanpa oksigen, ikan-ikan yang dikirim tidak bisa bertahan lama dalam kantung plastik tertutup," terang Moh Majid Makruf, salah satu pembudi daya sekaligus pedagang ikan hias asal Tulungagung, Selasa (13/7).
Majid mengaku hanya bisa mengandalkan oksigen cadangan yang masih tersisa.
Dia menyebut banyak pedagang ikan lain yang bernasib sama sepertinya yang kelimpungan mencari pasokan oksigen.
Pihak agen pengisian oksigen kini banyak menolak mengisi tabung oksigen untuk komersil karena difokuskan untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis kala pandemi Covid-19.
"Semua harus bersabar dan memaklumi situasi yang berkembang saat ini. Ini demi kemanusiaan," ujar Meme, pemilik agen pengisian oksigen di selatan simpang empat Tamanan, Kota Tulungagung.
Akibat kelangkaan oksigen ini, pedagang cenderung menahan pengiriman.
Sebagian masih ada yang berhasil memperoleh oksigen dari agen atau pangkalan, tetapi dengan harga melambung tinggi.
Menurut pengakuan Majid, oksigen untuk tabung ukuran satu kubik yang biasanya dihargai Rp45 ribuan, kini telah naik menjadi Rp75 ribu.
Baca Juga:
Adapun oksigen untuk tabung ukuran enam kubik yang biasanya hanya Rp75 ribu, kini telah dinaikkan menjadi Rp200 ribu. Itu pun sangat sulit didapat.
"Biaya kirim menjadi lebih mahal dengan harga oksigen yang naik dua kali lipat begini," katanya. (mcr6/antara/jpnn)
Sejumlah pedagang ikan hias mulai mengeluhkan dampak kelangkaan oksigen yang saat ini terkonsentrasi untuk kebutuhan pasien Covid-19.
Redaktur & Reporter : Angga Setiawan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News