Lampu di Titik Keramaian Kota Madiun Dimatikan Jam 8 Malam, Begini Alasannya
![Lampu di Titik Keramaian Kota Madiun Dimatikan Jam 8 Malam, Begini Alasannya - JPNN.com Jatim](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/06/07/penambahan-bed-di-rsud-syarifah-ambami-rato-ebu-bangkalan-se-71.jpg)
jatim.jpnn.com, MADIUN - Mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19, Wali Kota Madiun Maidi mendorong sejumlah rumah sakit swasta setempat untuk menambah kuota ruang isolasi.
"Saya imbau rumah sakit swasta seperti RS Santa Clara dan Griya Husada untuk menyediakan ruang isolasi sehingga penanganan pasien COVID-19 di Kota Madiun bisa lebih maksimal," kata Maidi, Kamis (24/6).
Dia menjelaskan sebagai fasilitas kesehatan (faskes), rumah sakit tidak bisa menolak pasien karena hak mereka wajib untuk dilayani.
"Ruang isolasi itu dibutuhkan untuk perawatan pasien COVID-19. Bagi yang OTG dan bergejala ringan kami arahkan berisolasi di Wisma Haji," tutur dia.
Tingkat keterisian tempat tidur di empat rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 di Kota Madiun secara keseluruhan hampir 90 persen.
Keempatnya, yakni RSUD Kota Madiun, RSUD dr Soedono Kota Madiun, Rumah Sakit Islam (RSI) Madiun, dan Rumah Sakit DKT.
Sejumlah kebijakan dalam upaya penanganan penyebaran COVID-19 pun ditentukan. Dimulai dari pemberlakuan PPKM skala mikro kembali di wilayah Kota Madiun.
Lalu, mematikan lampu di tempat keramaian lebih awal, mulai pukul 20.00 WIB. Tujuannya, agar tidak ada warga yang berkerumun dan bisa beristirahat lebih cepat untuk menjaga daya tahan tubuh. (antara/mcr13/jpnn)
Mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19, Wali Kota Madiun Maidi mendorong sejumlah rumah sakit swasta setempat untuk menambah kuota ruang isolasi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News