Mahasiswa UK Petra Surabaya Kembangkan Teknologi Urban Farming, Bisa Dikontrol dari Jauh
“Kelompok kami menemukan masalah utamanya terletak pada kesulitan mengukur suhu yang tepat dalam ruang green house agar tanaman hidroponik itu tidak cepat rusak karena lokasinya yang jauh dari rumah,” urai Yeka.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Gregorio memanfaatkan dua unit panel tenaga surya yang sudah dilengkapi dengan pemrograman maka penyemprotan dan pengukuran kelembaban tanah bisa dijalankan secara otomatis.
“Sehingga jika alat mendeteksi tanah kering maka secara otomatis air akan keluar dan menyirami tanaman hidroponik itu,” kata Gregorio.
Semuanya bisa dikontrol melalui aplikasi yang dinamai SERPIS dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.
Penamaan aplikasi memang sengaja dibuat sesuai dengan nama asli komunitas tersebut, yaitu SERPIS yang merupakan sebuah dashboard bagi pengurus komunitas untuk melakukan monitoring dan kontrol sistem penyiraman otomatis serta sistem pengkabutan.
Tak hanya itu saja, website yang telah dibuat oleh Yeka dan tim tersebut berencana akan dijadikan e-commerce (marketplace) supaya produk-produk dari KRPL SERPIS bisa dijual secara daring.
“Pengerjaan proyek itu selama lima bulan, Agustus-Desember 2021. Serta dibantu pendanaan oleh kampus sebesar Rp 10 juta,” ucap Gregorio. (mcr23/jpnn)
Mahasiswa prodi Teknik Elektro UK Petra Surabaya membuat teknologi urban farming berbasis Internet of Things (IoT).
Redaktur : Fahmi Azis
Reporter : Ardini Pramitha
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News