Legenda Koes Plus 'Gemes' soal Korupsi di Indonesia
Sebelum pecah peristiwa G30S/PKI, Koes Bersaudara dibebaskan begitu saja tanpa alasan yang jelas.
Koes Bersaudara hingga berganti nama Koes Plus, melahirkan banyak lagu hits yang melegenda seperti “Bis Sekolah,” “Telaga Sunyi,” “Laguku Sendiri,” dan “Kisah Sedih di Hari Minggu”.
Perpecahan terjadi saat dua bersaudara, Koesnomo alias Nomo Koeswoyo (drum) dan Koesroyo alias Yok Koeswoyo (bas), keluar dari Koes Bersaudara.
Sisa personilnya, Tonny Koswoyo (kibor) dan Yon Koeswoyo (vokal/gitar), melanjutkan group dengan mengganti nama jadi Koes Plus.
Nama “plus” diambil karena masuknya drummer Kasmuri atau Murry (drum) dan Totok AR (bas), yang bukan anggota keluarga. Sehingga jadilah Koes Plus.
Saat berganti nama Koes Plus ini, lahirlah sejumlah hits seperti “Kembali ke Jakarta,” “Malam Ini,” “Kolam Susu,” “Oh Kasihku,” “Cinta Buta,” “Mari-Mari,” “Diana,” dan “Kapan-Kapan”.
Menurut Harry, kekuatan lagu-lagu Koes Plus diciptakan dari ilham pengalaman pribadi.
“Seperti Kembali ke Jakarta, memang kisah meraka yang sempat balik ke Tuban , Jatim, kemudian memutuskan berarier lagi di Jakarta, begitu juga Kisah Sedih di Hari Minggu dan banyak lagi,” katanya.
Kembalinya Kiprah Legenda Koes Plus dengan unggahan video yang sarat kritik soal korupsi di Indonesia memunculkan sejumlah spekulasi banyak pihak.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News