Madura Jadi Kunci Kemenangan di Pilgub Jatim, Pengamat Beber Faktor-Faktornya
"Distribusi suara kerap anomali tergantung situasi sehingga sulit diprediksi oleh survei. Suara kadang bisa bulat dan tak terdistribusi normal sehingga secara jumlah bisa menjadi signifikan,” ucapnya.
Sengitnya pertarungan Pilgub Jatim terekam dalam 2008 dan 2014. Ketika itu, Madura merupakan wilayah kunci kemenangan Gus Ipul yang menjadi calon wakil gubernur Soekarwo. Pada Pilgub Jatim 2008, suara di Madura menjadi sengketa antara pasangan Soekarwo-Gus Ipul (KarSa) dan Khofifah-Moedjiono (Kaji).
Hasil putaran kedua Pilgub Jatim saat itu pasangan KarSa mendapatkan 50,20 persen suara. Unggul dari pasangan Kaji yang mendapatkan 48,80 persen suara.
Pasangan Kaji kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi karena menganggap terdapat kecurangan di Madura.
MK akhirnya memutuskan melakukan pemungutan suara ulang di Kabupaten Bangkalan dan Sampang. Hasilnya pasangan KarSa tetap menang. Karsa meraih total perolehan suara 50,11 persen suara unggul dari pasangan Kaji yang meraih 49,89 suara.
Pada Pilgub Jatim 2013, kemenangan KarSa kembali ditentukan di Madura. Di Bangkalan dan Sampang, pasangan ini menang telak dari pasangan Khofifah-Herman (Berkah) yang menempati urutan kedua. Di Sumenep dan Pamekasan kedua pasangan berselisih tak lebih dari satu persen.
Kekuatan pemilih madura juga terpotret pada Pilgub Jatim 2018, di mana Khofifah yang berpasangan dengan Emil Dardak menang mutlak di empat kabupaten Madura dengan perolehan 1.192.257 suara, sedangkan lawannya, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)- Puti Guntur Soekarno hanya memperoleh 760.786 suara.
Kemenangan Khofifah-Emil di Madura menjadi kunci keduanya berhasil dilantik di Istana Negara pada 13 Februari 2019. (mcr12/jpnn)
Pengamat Politik UTM Surokim Abdussalam membeberkan kunci kemenangan Pilgub Jatim ada di Madura.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News