Kunjungi SIER, BHS Dorong Investasi dan Percepatan Kawasan Industri di Ngawi

"Ada sepuluh investor lain yang juga tertarik berinvestasi di Ngawi. Jangan sampai kesempatan ini terlewat," katanya.
PT SIER telah mengajukan lahan seluas 1.090 hektare untuk pengembangan kawasan industri Ngawi. Jika terealisasi, BHS optimistis masuknya investasi asing, khususnya dari China yang terdampak ketegangan dagang dengan Amerika Serikat, akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pembangunan kawasan industri Ngawi sudah masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan telah disetujui Bappenas untuk masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Saya siap mengawal percepatan realisasinya,” ungkapnya.
Ngawi dikenal sebagai lumbung pangan nasional yang memiliki potensi industri berbasis agroindustri, perkebunan, peternakan, hingga logam nonferrous. Hal itu mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo.
Sementara itu, Direktur Utama PT SIER Didik Prasetyono mengapresiasi dukungan BHS dalam pengembangan kawasan industri. Menurutnya, Ngawi memenuhi empat kriteria utama, yakni harga dan status tanah yang kompetitif, ketersediaan infrastruktur, serta tarif air dan energi yang menarik bagi investor.
“Pengembangan lahan baru sangat penting untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI). Ini tidak hanya mendorong pertumbuhan industri, tetapi menciptakan lapangan kerja,” ujar Didik yang juga Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia.
Didik menambahkan ketegangan dagang antara China dan Amerika Serikat membuka peluang bagi Indonesia untuk menarik relokasi industri dari luar negeri.
“Momentum ini harus dimanfaatkan agar Indonesia menjadi destinasi utama investasi global,” pungkasnya. (mcr12/jpnn)
PT SIER menerima kunjungan Komisi VII DPR RI yang mendorong percepatan investasi dan pengembangan kawasan industri di Ngawi.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News