Masyarakat Dilarang Ngabuburit di Jalur Rel Saat Ramadan, Melanggar Didenda Rp15 Juta

jatim.jpnn.com, SURABAYA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya melarang masyarakat melakukan aktivitas di jalur kereta api, termasuk ngabuburit menunggu waktu berbuka puasa selama bulan Ramadan.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif menegaskan, aktivitas di jalur KA sangat membahayakan keselamatan perjalanan kereta api dan masyarakat.
“Kami ingatkan, jalur kereta api bukan tempat untuk kegiatan selain operasional perkeretaapian,” kata Luqman, Senin (3/3).
Larangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
Pada Pasal 181 ayat (1) disebutkan, setiap orang dilarang berada di ruang manfaat jalur KA, melakukan aktivitas menyeret, meletakkan barang di rel, atau menggunakan jalur KA untuk kepentingan lain di luar angkutan kereta api.
“Bagi pelanggar, sanksinya berupa pidana penjara maksimal tiga bulan atau denda hingga Rp 15 juta,” ujar Luqman.
Sebagai langkah preventif, KAI Daop 8 Surabaya aktif melakukan patroli dan sosialisasi di jalur rel yang kerap digunakan masyarakat.
“Petugas Polsuska Daop 8 Surabaya akan membubarkan aktivitas masyarakat di jalur KA demi keselamatan bersama. KAI tidak melarang masyarakat beraktivitas, tetapi bukan di jalur KA,” tuturnya.
KAI Daop 8 Surabaya mengimbau warga tidak beraktivitas ngabuburit di jalur rel saat Ramadan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News