Cegah Keributan, Polisi Larang Sahur On The Road Pakai Sound Horeg di Tulungagung

jatim.jpnn.com, TULUNGAGUNG - Polres Tulungagung melarang kegiatan sahur on the road (SOTR), terutama yang menggunakan sound horeg karena dianggap memicu kebisingan dan berpotensi menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
"Sasaran kami adalah segala bentuk aktivitas yang berpotensi mengganggu kamtibmas selama Ramadhan, termasuk SOTR dengan sound horeg yang setiap tahun kami larang," kata Kapolres Tulungagung AKBP Taat Resdi, Minggu (2/3).
Untuk menciptakan situasi kondusif selama bulan suci Ramadan, pihak kepolisian akan menggelar Operasi Pekat Semeru 2025 dengan menyasar tiga aspek utama, yakni larangan SOTR dengan sound horeg, peredaran minuman keras, dan penggunaan petasan.
Taat menyatakan Polres Tulungagung tidak pernah memberikan izin kegiatan SOTR karena berpotensi menimbulkan gangguan ketertiban hingga bentrokan antarkelompok.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, aksi tersebut sering kali menimbulkan gangguan ketertiban, bahkan bentrokan antar kelompok.
"Setiap tahun ada laporan masyarakat yang merasa terganggu akibat penggunaan sound horeg, bahkan tak jarang terjadi bentrokan antar peserta SOTR," ujarnya.
Selain melarang SOTR, tempat hiburan malam di Tulungagung juga mendapat atensi khusus selama Ramadhan. Pengamanan akan diperketat dibanding hari biasa, terutama saat menjelang berbuka puasa dan sahur.
"Kami akan menerapkan strategi pengamanan yang tepat agar situasi tetap kondusif," pungkasnya. (antara/mcr12/jpnn)
Sahur On The Road menggunakan sound horeg dilarang karena bisa menimbulkan keributan.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News