Pengakuan Mahasiswa yang Dipukul Polisi Saat Ricuh Demo di DPRD Jatim

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berinisial NZR mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari aparat kepolisian saat demo di depan Gedung DPRD Jatim ricuh, Senin (17/2).
NZR menceritakan awalnya saat ricuh hingga water cannon ditembakkan ke arah massa aksi, dia sempat berdiskusi dengan pihak kepolisian agar kondisi kondusif.
“Setelah itu water canon ditembak dan akhirnya chaos. Samping saya ada aksi massa lain tiba-tiba juga chaos. Yang terdekat dengan barisan polisi itu saya, tiba-tiba saya digeret dan jatuh di barisan barikade polisi. Setelah itu saya dalam posisi jatuh dihantam, diinjak bagian perut, kaki sampai kepala,” ungkap NZR.
Tak lama setelah itu, NZR digiring masuk kedalam lobby DPRD dan mengaku dipukuli polisi.
“Sampailah di depan teras lobi DPRD memang ada aparat polisi masih memukuli saya. Sampai situ (lobby) saya tepar, tidak sadar diri, tergeletak lemas. Lalu dibangunkan satpam. Setelah itu diamankan, dikasih minum dan ditanya-tanya pribadi seperti alamat asli dan kos,” katanya.
Walakin, NZR mengatakan tidak ada intimidasi yang diberikan. Namun, dia mengalami lebam di bagian wajah setelah dipukul.
Rencananya, dia akan membawa kasus ini ke jalur hukum. Sebab, NZR merasa tidak melakukan tindakan anarkis.
“Saya tidak melakukan tindakan anarkis, ini tindakan represif kepolisian. Saya tidak melakukan kesalahan, tetapi dipukuli sampai luka-luka. Saya akan menempuh jalur hukum. Ini sedang dikonsolidasikan dengan seluruh BEM dari Jatim untuk mengawal tindakan represif dari polisi,” jelasnya.
Mahasiswa Unesa berinisial NZR mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari aparat kepolisian saat demo di DPRD Jatim
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News