Pangkalan Gas Elpiji di Surabaya Alami Kelangkaan di Tengah Kenaikan Harga
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pangkalan gas elpiji di Jalan Ambengan Surabaya kebanjiran permintaan sehari menjelang kenaikan harga gas elpiji tiga kilogram dan menyebabkan kelangkaan pasokan.
Pemilik pangkalan gas elpiji Mochammad Rivqi Yogianti Amirullah mengatakan kelangkaan dan banyaknya permintaan gas melon di tempatnya sudah terjadi sejak akhir Desember 2024 hingga sekarang.
"Kelangkaan gas baru baru ini sekitar akhir bulan Desember 2024, kami lumayan sering menegur ke pihak agen," ungkap Yogi, Selasa (14/1).
Dia menjelaskan kelangkaan pada gas melon tersebut akibat kekosongan di pihak agen. Yogi tak mengetahui apakah hal tersebut ada hubungannya dengan kebijakan kenaikan harga dari Rp16.000 menjadi Rp18.000.
"Saya tidak tahu apa ada hubungannya dengan kebijakan itu, tetapi dari pihak agen menyebutkan belakangan tabung banyak yang kosong, susah. Jadi, dari agen ada jeda beberapa hari telat mengirim," jelasnya.
Yogi menyebut di saat yang sama, pangkalan gas miliknya ini dibanjiri pada pembeli, bahkan mengalami peningkatan laba, 60 sampai 70 persen.
"Kalau hari biasanya itu sehari terjual 50-70 biji. Namun, sekarang ini bisa terjual 100 lebih. Untuk itu di pangkalan kami sering kehabisan stok," kata dia.
Menanggapi soal kenaikan harga gas melon tersebut, Yogi mengaku tidak mempermasalahkannya. Menurutnya, dia akan menyesuaikan margin jual dan menambah modal usaha.
Gas elpiji 3 kilogram mengalami kenaikan per hari ini dari Rp16.000 menjadi Rp18.000, salah satu pangkalan di Surabaya mengalami kelangkaan stok.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News