Fakta-Fakta BEM FISIP Unair Kritik Pelantikan Prabowo-Gibran, Ada Ancaman
2. Dibekukan Karena Kritik yang Kurang Etis
Prof Bagong menjelaskan alasan Dekanat melakukan pembekuan karena kritik yang disampaikan menggunakan diksi yang tidak seharusnya.
Pada karangan bunga itu, terdapat pesan berisi ‘Dari: Mulyono (Bajingan Penghancur Demokrasi)’.
Kata ‘Bajingan’ dalam karangan bunga tersebut dinilai kurang etis digunakan untuk menyampaikan suatu kritik.
“Kami dekanat menilai tidak beretika menggunakan kata bajingan. Menurut saya, tidak sopan, itu mengaburkan substansi. Mengkritik tak masalah, kami tidak melarang,” jelasnya.
3. Diksi Kritik Dinilai Mewakili FISIP Unair
Prof Bagong menyebut diksi yang digunakan bisa merepresentasikan atau mewakili wajah dari FISIP Unair.
“Itu saya keberatan. Kami tidak pernah mendorong mahasiswa menggunakan diksi-diksi yang kasar,” ucapnya.
Menurutnya, ketika melakukan kritik seorang mahasiswa harus sesuai koridor ilmiah atau menggunakan data.
“Lain gerakan jalan. Kalau mahasiswa harus dengan data dan argumentasi kuat,” tuturnya.
Berikut tujuh fakta BEM FISIP Unair dibekukan setelah mengkritik pelantikan Prabowo-Gibran hingga mendapatkan ancaman dan dibekukan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News