Diskusi Terbuka Sygma Kawal Demokrasi yang Bersih dan Beradab
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sygma Research and Consulting menggelar diskusi dengan tema Mengawal Demokrasi yang Bersih dan Beradab yang dihadiri berbagai tokoh, seperti akademisi, politisi, dan aktivis.
CEO Sygma Ken Bimo Sultoni menyebut pentingnya menjaga demokrasi Indonesia agar tetap berlandaskan moralitas, transparansi, dan rasa keadilan.
"Demokrasi yang bersih bukan hanya tentang pemilihan umum yang adil, tetapi mencakup bagaimana kejujuran, integritas, dan akuntabilitas dijaga di setiap elemen pemerintahan dan masyarakat," ujar Bimo.
Menurutnya, demokrasi beradab tidak sekadar kebebasan berekspresi, tetapi kebebasan berdasarkan etika dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Dalam diskusi itu, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim yang hadir sebagai narasumber juga menyoroti peran pers dalam proses pilkada.
"Pers harus mendorong partisipasi publik dan memahami kapasitas dirinya dalam mengawal proses demokrasi," ucap dia.
Sementara itu, Akademisi dari Universitas Bhayangkara Dr Jamil mengkritisi relasi politik dan hukum dalam pilkada. Dia menyebut ASN dan aparat kerap digunakan sebagai alat oleh petahana dalam kontestasi politik.
Di sisi lain, Dekan Fikom Unitomo Dr Harliantara menekankan pentingnya integritas dalam masyarakat dan menyebut bahwa kontrol terhadap masa jabatan kepala daerah diperlukan untuk menjaga demokrasi yang sehat.
Sygma Research and Consulting menggelar diskusi mengawal demokrasi yang bersih dan beradab, dihadiri akademisi, politisi, aktivis, dan mahasiswa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News