Teknologi Untuk Budi Pekerti, Membangun Karakter Mahasiswa di Era Digital
Teknologi memudahkan akses ke berbagai informasi. Namun, membawa risiko seperti plagiarisme. Mahasiswa dengan budi pekerti yang kuat akan memahami pentingnya kejujuran akademik dan menggunakan teknologi untuk memperdalam pengetahuan mereka tanpa melanggar etika.
Ini mencerminkan karakter mereka sebagai calon profesional yang etis dan dapat dipercaya di masa depan. Interaksi sosial di dunia digital juga membutuhkan budi pekerti yang tinggi.
Dalam komunikasi di media sosial atau platform digital lainnya, mahasiswa seringkali berhadapan dengan perbedaan pendapat dan tantangan untuk menjaga kesopanan.
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan empati, menghargai perbedaan, dan menjaga sikap santun adalah cerminan dari budi pekerti yang baik, yang akan membangun hubungan yang produktif dan positif, baik di dalam maupun di luar kampus.
Selain itu, tanggung jawab sosial dalam penggunaan teknologi juga merupakan bagian penting dari pembentukan karakter mahasiswa. Dengan kekuatan teknologi, mahasiswa memiliki pengaruh besar dalam menyebarkan ide dan membentuk opini publik.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mereka kembangkan harus diarahkan untuk memajukan kemanusiaan, bukan mereduksi harkat dan martabat manusia.
Transformasi pendidikan tinggi yang mengintegrasikan teknologi dengan budi pekerti adalah langkah penting dalam membentuk mahasiswa yang bukan hanya cerdas secara teknis, tetapi juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang kuat.
Memiliki etika yang kuat berarti mahasiswa akan menggunakan teknologi untuk tujuan yang konstruktif, seperti menyebarkan informasi yang bermanfaat, berpartisipasi dalam kampanye sosial yang positif, dan menjauhi perilaku online yang merugikan.
Ketua Umum PKKMB Untag Surabaya Supangat menyampaikan soal teknologi untuk budi pekerti dalam membangun karakter mahasiswa di era digital.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News