Nenek di Surabaya Bernapas Lega, Sempat Kesulitan Berobat Karena Identitas Tak Jelas

“Akhirnya, Mas Romli dan ibunya memutuskan untuk pulang karena tidak memiliki biaya,” ujar dia.

Sesampainya di rumah, tetangga Romli merasa iba kemudian melaporkan kejadian itu kepada Camat Rizal agar segera ditangani. Setelah itu, dia bersama lurah Nyamplungan turun menilik secara langsung kondisi Misnati.

“Romli mengaku pernah tinggal di Kelurahan Ujung dan memiliki KK warna merah, tetapi setelah dikroscek RT setempat ke kelurahan, data yang bersangkutan tidak ada. Ketua RT dan Mas Romli menuju ke makam Pegirian kroscek data dan fotokopi KK ketemu," jelasnya.

Setelah data KK ditemukan, Romli menyerahkan bukti itu kepada Camat Rizal. Namun, setelah dikroscek data KK tersebut tidak terdaftar dan tidak ada laporan pindah kependudukan atas nama Misnati di wilayah kerjanya.

“Waktu pindah ke Songoyudan tanpa ada laporan ke RT/RW setempat. Di sana pun Mas Romli dan Ibu Misnati tinggal di depan toko yang kategori bangunan liar (bangli). Dahulunya nenek Mas Romli ini penjaga toko tersebut,” ungkapnya.

Sebenarnya, kata Rizal, RT/RW setempat sudah melakukan sosialisasi dan imbauan kepada warganya agar segera mengajukan proses pindah alamat. Namun, Romli tidak memiliki data kependudukan yang autentik sehingga tidak bisa pindah ke alamat tersebut.

Setelah data fotokopi KK Misnati ditemukan, Rizal melakukan pembaruan data sehingga Misnati dan Romli menumpang ke alamat tetangganya di Songoyudan Gang 1 Nomor 9, Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantikan, Surabaya.

Setelah memiliki identitas dan alamat jelas, Rizal membawa nenek tersebut ke RSU dr Soetomo untuk segera dilakukan penanganan medis. Misnati kini mendapatkan pelayanan BPJS Kesehatan dan menjalani perawatan.