Banyuwangi Jadi Daerah dengan Angka Anak Tidak Sekolah Terendah di Jatim
jatim.jpnn.com, BANYUWANGI - Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang memiliki angka anak tidak sekolah (ATS) terendah di Jawa Timur berdasarkan data Kemendikbud Ristek.
Angka ATS tersebut sebesar 2,08 persen dan masuk lima terendah di Jatim, sedangkan kabupaten/kota lainnya mencapai lima hingga delapan persen.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno mengatakan sejak 2023, pemerintah daerah setempat menerapkan kebijakan zero drop out pada jenjang SD dan SMP.
Hal itu sesuai kewenangan yang diatur dalam UU Pemerintah Daerah karena SMA berada dalam kewenangan pemerintah provinsi.
"Hasilnya hingga akhir 2023 hanya terdapat satu siswa drop out, itu pun karena orang tua pindah domisili dan tanpa memberikan pemberitahuan kepada sekolah," ujar Suratno, Senin (6/5).
Dibandingkan dengan wilayah Sekar Kijang yang meliputi Situbondo, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Lumajang, Kabupaten Probolinggo, dan Kota Probolinggo, persentase anak putus sekolah di Banyuwangi yang paling terendah.
Selain menerapkan kebijakan zero drop out, menurut Suratno, Banyuwangi juga menggelontorkan berbagai program untuk menekan angka anak tidak sekolah.
Antara lain program Akselerasi Sekolah Masyarakat (Aksara) untuk memfasilitasi warga berusia dewasa mengikuti pendidikan kesetaraan, terutama kesetaraan SMP (paket B) dan SMA (paket C).
Angka anak tidak sekolah di Banyuwangi menjadi salah satu yang terendah di Jatim.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News