Dispendik Surabaya Minta Sekolah Latih Guru Jadi Pendamping Siswa ABK
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya meminta sekolah negeri maupun swasta untuk memberikan pelatihan kepada tenaga pendidik agar mampu melakukan pendampingan bagi siswa anak berkebutuhan khusus (ABK).
Anjuran tersebut sejalan dengan rencana Pemkot Surabaya yang mewajibkan SD dan SMP di Kota Pahlawan untuk menerima siswa ABK pada tahun ajaran baru.
Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh mengatakan rencana itu masih dalam proses pengembangan dan pematangan konsep. Sebelum diterapkan, hal yang harus diperhatikan ialah perihal kapasitas tenaga pendidik.
Yusuf menjelaskan mayoritas sekolah negeri belum memiliki guru pendamping khusus (GPK) bagi siswa ABK. Untuk itu, sekolah diharapkan dapat melatih para tenaga pendidik untuk lebih kreatif serta mampu mendampingi siswa ABK.
“Contoh guru kelas I dan II di SD, kami latih bagaimana menangani psikologi anak. Jadi, mengerti cara menenangkan atau membantu ABK memahami materi pembelajaran serta membuat dia bisa saling berkolaborasi dengan non-ABK di kelas,” katanya, Selasa (9/1).
Selain menyiapkan tenaga pendidik, mereka juga diajak untuk membuat teknis penanganan pada siswa ABK saat di kelas. Tenaga pendidik juga diharapkan memberikan pemahaman bagi siswa non-ABK sehingga keduanya bisa membaur.
Yusuf mengungkapkan siswa ABK yang diterima di sekolah negeri ialah peserta didik dengan kategori ringan, sedangkan siswa ABK kategori lainnya tetap bisa bersekolah di sekolah luar biasa (SLB).
“Kami akan melakukan sosialisasi dan berkoordinasi dengan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Mereka akan mendapat tambahan ilmu mengenai materi penanganan ABK,” tuturnya.
Dispendik bakal terapkan sistem baru penerimaan siswa ABK. Sekolah se-Surabaya diminta latih tenaga pendidik untuk jadi pendamping.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News