Senyawa Bromat pada AMDK dan Dampaknya Bagi Tubuh, Seberapa Berbahaya?
![Senyawa Bromat pada AMDK dan Dampaknya Bagi Tubuh, Seberapa Berbahaya? - JPNN.com Jatim](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2020/12/09/air-kemasan-galon-isi-ulang-ilustrasi-foto-jpnncom-52.jpg)
Salah satu zat yang digunakan dalam proses desinfeksi adalah ozon, sehingga prosesnya disebut ozonisasi.
"Ozonisasi yaitu ketika ozon (O3) bereaksi dengan bromida (Br-) dalam air, terutama dengan adanya konsentrasi bromida yang tinggi dan beberapa faktor lain seperti pH tinggi, suhu tinggi, dan waktu kontak yang lama," jelasnya.
Senyawa bromida yang berubah menjadi bromat, kata dia, bersifat karsinogenik atau beracun dan berpotensi dapat menyebabkan kanker meski diperlukan penelitian lebih lanjut.
Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) menyebut orang yang mengonsumsi bromat dalam jumlah besar mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.
"Konsentrasi bromat yang tinggi juga dapat berpengaruh pada ginjal, efek sistem saraf, dan gangguan pendengaran," katanya.
Sudaryatmo melanjutkan pemerintah melalui Permenkes Nomor 492 Tahun 2010 menetapkan dbp sebagai persyaratan tambahan, begitu pula Peraturan SNI Nomor 3553 Tahun 2015 mensyaratkan batas maksimum dbp pada AMDK.
IBWA, FDA dan EPA mensyaratkan pengujian untuk semua dbp pada AMDK dan air sumber, jika dilakukan desinfeksi dengan periode pengujian setahun sekali.
"Kadar Bromat dalam AMDK juga sudah diatur oleh BPOM yaitu 0,01 ppm. Seluruh industri AMDK di Indonesia diwajibkan memberikan data analisis kandungan bromat di laboratorium kepada BPOM secara berkala," ucapnya.
Seberapa berbahaya kandungan bromat pada air dalam kemasan dan dampaknya bagi tubuh, ini penjelasan YLKI.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News