Momen Hari Santri 2023: NU Jatim Bakal Revitalisasi Gedung Eks Markas Oelama

Minggu, 22 Oktober 2023 – 17:37 WIB
Momen Hari Santri 2023: NU Jatim Bakal Revitalisasi Gedung Eks Markas Oelama - JPNN.com Jatim
Eks Gedung Markas Besar Oelama (MBO) di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur (*/mbo) (ANTARA/HO-Humas PWNU Jatim/MBO)

jatim.jpnn.com, SIDOARJO - NU Jawa Timur mengumumkan penggalangan dana untuk renovasi dan revitalisasi eks gedung Markas Besar Oelama (MBO) Waru, Sidoarjo.

Rencana tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Tanfidziah PWNU Jatim HM Sholeh Hayat pada "Pembacaan 1 Miliar Shalawat Nariyah" Hari Santri 2023 di eks gedung MBO, Waru, Minggu (22/10).

"Menjelang pertempuran 10 November 1945, para ulama semula menggalang kekuatan di Markas Oelama Djawa Timur di Blauran (Surabaya) lalu bergeser ke Markas Besar Oelama di Waru hingga akhirnya bergeser lagi ke Mojokerto," katanya.

Dalam sejarahnya, lanjut dia, para kiai menyiapkan markas di Waru setelah merumuskan Resolusi Jihad di Kantor NU Cabang Surabaya pada 22 Oktober 1945, yang kini diperingati sebagai Hari Santri melalui Keputusan Presiden pada 15 Oktober 2015.

Sholeh Hayat menjelaskan, para ulama kala itu sengaja tidak mengumumkan lokasi markas tersebut untuk menghindari intelijen Belanda.

"Santri-santri dari Banyuwangi, Jember, Bondowoso, berkumpul di Waru dengan naik kereta. Setelah penggemblengan, langsung berangkat ke Surabaya, tetapi mereka datang ke markas ini (MBO Waru) bertahap," ujarnya.

Selain itu, kata dia, sejumlah kiai sepuh waktu itu turut berperan dalam memberikan penggemblengan di MBO.

Mereka, antara lain, Kiai Hasan dari Genggong-Probolinggo, Kiai Munasir Ali dan Kiai Achiyat Chalimy dari Mojokerto, Kiai Abbas dari Banten, Kiai Machrus Ali dari Lirboyo (Kediri), dan Kiai Hasyim Latief dari Sepanjang (Sidoarjo).

Kepala Kantor MBO ialah Kiai Bisri Syansuri dan pimpinan kantornya, Kiai Hasyim Asyari dan KH Wahab Chasbullah.

"Markas di Waru ini ditinggalkan karena Tentara Sekutu mengamuk lalu para kiai mundur ke Mojokerto," tutur Sholeh.

Jadi, lanjut dia, MBO merupakan markas perjuangan untuk mengatur strategi dan melakukan penggemblengan guna membela kemerdekaan yang sudah diproklamasikan Soekarno-Hatta, apalagi Sekutu mengamuk karena Jenderal Mallaby tewas oleh anggota Laskar Hizbullah.

Di zaman kemerdekaan, lokasi eks gedung MBO ditemukan sesuai informasi Kiai Hasyim Latief dan Kiai Munasir Ali, juga ada foto MBO di Kodam V/Brawijaya.

Ketua Tim Pelaksana Renovasi atau Revitalisasi MBO A Afif Amrullah M.Ei menjelaskan gedung MBO menjadi saksi dan bukti bahwa ulama turut berjihad melawan penjajah menjelang Pertempuran 10 November 1945.

Oleh karena itu, dia menilai bangunan tersebut penting untuk diperkenalkan kepada masyarakat. Karena itu, PWNU Jatim membentuk Tim Revitalisasi MBO pada 2019 dan 2023.

"Tim Revitalisasi MBO pada 2019 dipimpin Sholeh Hayat dan berhasil menyelamatkan sertifikat tanah MBO yang semula milik pribadi itu menjadi milik Perkumpulan NU atas jasa Kiai Asep Syaifuddin saat menjadi Ketua PCNU Surabaya kemudian kami melanjutkan pada tahun ini," katanya. (antara/faz/jpnn)

Berikut sejarah markas Besar Oelama (MBO) di Waru, Sidoarjo, yang sarat sejarah, khususnya mengenai jihad santri dan ulama dalam melawan penjajah.

Redaktur & Reporter : Fahmi Azis

Sumber Antara
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News