Geram Jalanan Rusak, Warga Tulungagung Tanam Pohon Pisang
Jalan yang rusak tersebut dinilai sangat mengganggu aktivitas warga. Kondisi itu makin parah saat musim penghujan. Jalan becek dan banyak kubangan air, sedangkan saat cuaca panas berdebu.
Selain menanam aneka pohon dan tanaman hias di tengah jalan, warga juga memasang aneka tulisan bernada satire.
Tulisan di papan triplek dan poster ukuran kecil yang dipasang dan ditanam di tengah jalan antara lain berbunyi ‘Truk Watu Dilarang Melintas. Awas Ngeyel’ (truk muatan batu dilarang melintas. Awas kalau nekat), ‘Jalan Berdebu. Pakai Masker’, ’Awas Jalan Makadam’, dan masih banyak lagi.
Semantara itu, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Tulungagung Ali Munip saat memediasi warga dengan penambang saat pertemuan mengatakan jalan rusak disebabkan truk tambang yang melebihi tonase.
Jalan Desa Sumberagung merupakan jalan kelas tiga dengan beban maksimal delapan ton, tetapi truk tambang yang lewat jalan tersebut bertonase lebih dari bisa mencapai 12-18 ton.
Selain itu, armada yang melintas disebut warga sangat banyak. Sehari bisa lebih dari 100 kali melintas sehingga membuat jalanan makin rusak.
"Saya kira jalan itu rusak tak disebabkan truk batu saja, tetapi juga truk pasir dan sebagainya,” jelasnya.
Setelah dilakukan mediasi antara warga dan penambang di DPRD Tulungagung, kedua pihak sepakat membatasi tonase truk tak lebih dari delapan ton.
Warga Tulungagung tanam pohon di jalanan yang rusak sebagai bentuk protes tak kunjung ada perbaikan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News