Komentar Pejabat Mengecewakan, Peserta Sekolah Kebangsaan Surabaya Pilih Mundur
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah peserta Sekolah Kebangsaan mundur. Mereka kecewa dengan maraknya pemberitaan yang menyebut peserta kegiatan yang digelar Pemkot Surabaya itu adalah tangkapan dari razia Satpol PP.
Seorang warga Surabaya, Wimbo Ernanto mengatakan isu tersebut merebak dari komentar seorang pejabat Pemkot Surabaya di sebuah stasiun radio setempat.
Pejabat itu menyebut bahwa peserta yang ikut Sekolah Kebangsaan merupakan hasil dari razia Satpol PP.
Walhasil, beberapa remaja mundur dan tak jadi mengikuti Sekolah Kebangsaan karena kecewa dengan komentar itu.
"Mereka langsung mundur dari Sekolah Kebangsaan, termasuk keponakan saya. Sekarang mereka terpukul," kata dia, Kamis (23/2).
Wimbo menjelaskan keponakannya yang bernama Marsha Azzahra Rahmadania merupakan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang ditunjuk Pemkot Surabaya dari SMA Negeri 3 Surabaya.
"Dia (Marsha) ikut atas pilihan sekolah, tetapi di berita disampaikan mereka yang terjaring razia. Keponakan saya terpukul dan mundur dari Sekolah Kebangsaan," ujar pria yang juga pengurus DPC PDIP Surabaya itu.
Wimbo mengutarakan keponakannya tidak pernah terkena razia. Dia terpilih karena disuruh pihak sekolah untuk ikut mewakili SMAN 3 Surabaya bersama tiga siswi lainnya.
Berawal dari komentar pejabat Pemkot Surabaya di sebuah stasiun radio, para peserta Sekolah Kebangsaan memilih mundur.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News