134 Warga Sumenep Terjangkiti DBD, Kasus Tertinggi Selama 3 Tahun Terakhir
jatim.jpnn.com, SUMENEP - Sebanyak 134 warga Sumenep menjalani perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan akibat terserang penyakit demam berdarah dengue atau DBD.
Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes-KB) Sumenep Agus Mulyono mengatakan jumlah tersebut meningkat tajam dibanding 2022 di periode yang sama.
Dia membeberkan pada Januari 2022, jumlah warga di kabupaten paling timur Pulau Madura yang terserang DBD 36 orang, sedangkan pada 2021 di bulan sama 27 orang.
"Ada tren peningkatan, dari 27 orang pada 2021 menjadi 36 orang pada 2022 dan pada 2023 ini meningkat tajam menjadi 134 orang," ujar Agus, Senin (23/1).
Menurutnya, peningkatan kasus DBD terjadi, salah satunya karena penyebab penyakit makin banyak sehingga perlu upaya pemberantasan.
“Demam berdarah ini disebabkan gigitan nyamuk, yakni Aedes Aegypti. Oleh karena itu, upaya yang bisa dilakukan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus,” tuturnya.
3M plus adalah menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang), dan mencegah gigitan nyamuk.
"Upaya lain, yaitu dengan melakukan pengasapan di tempat-tempat, di mana ada yang terkonfirmasi terserang DBD," katanya.
Ratusan warga Sumenep terjangkiti demam berdarah dengue atau DBD, total sebanyak 134 orang.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News