Lulusan SMA di Jatim Minim Melanjutkan Perguruan Tinggi, Dewan Pendidikan Merespons Begini

Untuk academic education lebih diperuntukkan untuk SMA dengan harapan melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan SMK ke arah vocational education.
Meski sudah banyak pendidikan vokasi di perguruan tinggi. Namun, untuk lulusan SMK bisa bekerja.
“Maka dari itu, kebijakan pendidikan diarahkan memperbanyak SMK daripada SMA dengan harapan mereka bisa bekerja atau berwirausaha," jelasnya.
Namun, ketika lulusan SMA tak melanjutkan ke perguruan tinggi perlu adanya kajian. Ada kemungkinan kuotanya terbatas sehingga tak bisa menampung semua lulusan.
Kemungkinan lain, yaitu biaya kuliah di perguruan tinggi yang mahal sehingga tak semua lulusan bisa melanjutkan pendidikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi menyebut pembatasan pendirian SMA mengaca dari lulusan yang melanjutkan ke perguruan tinggi 37 persen.
“Banyak lulusan SMA tak punya kompetensi keahlian sehingga kesulitan mencari peluang kerja,” jelasnya.
Kondisi tersebut berbeda dengan lulusan SMK yang lebih siap. Hal itu yang membuat Jatim ada pembatasan.
Dewan Pendidikan Jatim meminta ada kajian terkait minimnya lulusan SMA melanjutkan ke perguruan tinggi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News