Kukuhkan 3 Guru Besar, Rektor Unair Singgung Kebebasan Berpendapat, Ada Apa?
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya memiliki tiga guru besar atau profesor baru usai pengukuhan secara bersamaan pada sidang terbuka di kampus setempat, Rabu (27/10).
Mereka, antara lain, Profesor Nurul Barizah, S.H., LL.M., Ph.D., dalam bidang Ilmu Hukum Internasional; Profesor Dr. Retno Sari, M.Sc., Apt., dalam bidang Ilmu Farmasetika; dan Profesor Dr. Yudi Her Oktaviono, dr. Sp.JP(K) FIHA., dalam bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler.
Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih mengutarakan dengan tiga guru besar baru itu akan menambah energi bagi kampusnya untuk bisa terus memberikan kemanfaatan bagi umat manusia, baik secara lokal, nasional, maupun global.
"Kami makin optimistis tentang masa depan Unair, Indonesia, dan peradaban dunia saat ini," kata dia.
Selain itu, dari gagasan dan paparan para guru besar tersebut, ada hal yang mesti dipahami bahwa saat ini dunia tidak sedang baik-baik saja.
Saat dunia menganjurkan demokratisasi hingga liberalisasi serta kebebasan berpendapat, justru terdapat banyak aturan yang mengekang.
"Banyak aturan yang dibuat sendiri malah membuat kita terjerat dan membatasi kebebasan untuk menjadi lebih mulia dan sejahtera. Sementara yang sering kali didengungkan kepada kita adalah manisan-manisan yang dipandang sebagai hal yang sangat baik dan harus ditelan bersama," ujar Prof. Nasih.
Pada proses pengukuhan tersebut, ketiganya profesor memberikan orasi ilmiah soal kemajuan keilmuan di masing-masing bidang.
Dalam acara pengukuhan tiga guru besarnya, Rektor Unair Prof. Mohammad Nasih menyinggung soal kebebasan berpendapat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News