Kowaslu Protes Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024 di Jember, Sebut Bawaslu Mandul
jatim.jpnn.com, JEMBER - Sejumlah elemen masyarakat di Jember menyuarakan kegelisahan dan aspirasinya saat Dialog Publik Menyikapi Pemilu 2024 di wilayah setempat yang dinilai paling berantakan dalam sejarah, Senin (11/3).
Dalam forum itu terungkap adanya pelanggaran di 13 kecamatan yang dilakukan penyelenggara pemilu, terutama di Kecamatan Sumberbaru. Namun, tidak ada tindakan dan berkesan ada pembiaran.
“Pelanggaran oleh penyelenggara pemilu sudah jelas terlihat di Kecamatan Sumberbaru. Ada kotak surat suara dibuka tanpa ada saksi, panwas, dan diketahui Komisioner KPUD Jember,” ujar Korlap Korps Pengawas Pemilu (Kowaslu) Jember Miftahur Rahman tertulis, Kamis (14/3).
Hal itu dinilai menunjukkan tidak profesionalnya penyelenggara pemilu. Apabila dibiarkan Pilkada di Jember dipastikan amburadul lagi.
“Kami akan terus menggalang tanda tangan ke seluruh kecamatan di Jember dan RDP dengan DPRD serta berkirim surat ke instansi terkait, seperti DKPP, MK, dan DPR RI,” katanya.
Hal serupa disampaikan Sutrisno yang merupaka Caleg Partai NasDem. Menurutnya, ada anomali di penyelenggara pemilu Jember. Saat penghitungan rekapitulasi ulang di Kecamatan Sumberbaru banyak saksi yang melihat, termasuk dirinya ketika penghitungan belum selesai, tetapi D hasil sudah keluar. Hal itu yang akhirnya menjadi kecurigaan semua pihak.
"Rekapitulasi ulang di Sumberbaru, saat itu sekitar jam tiga dini hari, kebetulan saya ada di lokasi. Itu form D hasil sudah keluar dan bocor, padahal proses penghitungan belum selesai," ungkapnya.
Pelanggaran-pelanggaran seperti itu bukan dilaporkan ke Bawaslu, beberapa partai sudah berupaya melaporkannya, tetapi Bawaslu tidak memproses.
Dugaan kecurangan pemilu secara masif di Jember mendapatkan protes dari berbagai kalangan, seperti Kowaslu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News