AKI Masih Tinggi, Gubes Unair Soroti Ketimpangan Gender dalam Layanan Kesehatan Ibu

Adapun di antaranya dengan memberikan edukasi yang inklusif kepada ibu hamil dan keluarganya, menjadi advokat hak kesehatan reproduksi perempuan, serta melakukan kunjungan rumah untuk menjangkau kelompok rentan.
Beberapa langkah strategis yang disarankan Prof Esti dalam menghadapi tantangan gender tersebut meliputi:
Pemberdayaan perempuan melalui pendidikan kesehatan dan literasi gender, pelibatan laki-laki dalam edukasi kesehatan dan kelas ANC, penguatan regulasi dan kebijakan kesehatan berbasis gender, dan pelatihan tenaga kesehatan agar lebih peka terhadap isu-isu gender.
Menurutnya, mewujudkan kesetaraan gender bukan hanya soal keadilan, tetapi strategi yang efektif untuk menurunkan AKI.
"Dengan komitmen bersama dari pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, saya optimistis Indonesia dapat menciptakan sistem kesehatan ibu yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan," pungkasnya.
Prof Esti sendiri dijadwalkan mengikuti pengukuhan guru besar di Aula Garuda Mukti Gedung Manajemen Unair, Kampus MERR C hari ini, Kamis 24 April 2025. Dia dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Keperawatan Maternitas.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Esti memaparkan 'Tantangan dan Solusi Gender Equality untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu di Indonesia: Asuhan Keperawatan Antenatal Care'.
Selain Prof Esti, ada lima guru besar lainnya yang turut dikukuhkan, antara lain Prof Lilis Sulistyorini, Prof Hari Basuki Notobroto (Fakultas Kesehatan Masyarakat). Kemudian, Prof Prawati Nuraini dari Fakultas Kedokteran Gigi, Prof Yuni Sufyanti Arief dari Fakultas Keperawatan, dan Prof Dwi Winarni dari Fakultas Sains dan Teknologi. (mcr12/jpnn)
Guru Besar Unair Prof Dr Esti menyatakan kesetaraan gender kunci untuk menurunkan angka kematian ibu.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News