Minyak Goreng Berulang Bisa Berbahaya, Mahasiswa Untag Surabaya Temukan Solusinya

Sabtu, 15 Februari 2025 – 16:34 WIB
Minyak Goreng Berulang Bisa Berbahaya, Mahasiswa Untag Surabaya Temukan Solusinya - JPNN.com Jatim
Mahasiswa Prodi Teknik Elektro Untag Surabaya Adhitiya Dwijaya Ariyanto menunjukkan cara kerja deteksi alat minyak goreng yang bisa mencegah pemakaian berulang. Foto: Arry Saputra/JPNN

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Mahasiswa Prodi Teknik Elektro Untag Surabaya Adhitiya Dwijaya Ariyanto menciptakan alat inovatif bernama Deteksi Kualitas Minyak Goreng Sawit Berdasarkan Warna, Kejernihan, dan Bau Berbasis Fuzzy. Karya ini menjadi salah satu tugas akhir yang mencuri perhatian dalam daftar calon wisudawan.

Adhitiya mengungkapkan ide pembuatan alat itu muncul saat dirinya menjalani magang di sebuah perusahaan minyak goreng saat berkuliah di Diploma 3 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).

"Saya melihat proses pengolahan minyak goreng tanpa pewarna memiliki warna kuning cerah. Namun, di rumah, banyak ibu-ibu menggunakan minyak goreng berulang kali hingga warnanya berubah coklat pekat. Dari situ, saya mulai bertanya-tanya apakah perubahan warna ini mempengaruhi kualitas minyak," ujar Adhitiya, Sabtu (15/2).

Dengan bimbingan dosen Lutfi Agung Swarga, S.T., M.T., dan Ir. HM Balok Hariadi, M.Sc., Adhitiya meneliti standar kualitas minyak goreng berdasarkan parameter yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti aroma, kejernihan, dan titik didih.

Dari berbagai aspek tersebut, dia memilih tiga parameter utama yang dapat diuji dengan alat sederhana, yaitu warna, kejernihan, dan bau.

"Ketiga parameter ini dapat dideteksi menggunakan sensor. Data dari sensor kemudian dianalisis menggunakan metode fuzzy logic untuk menentukan apakah minyak goreng masih layak digunakan atau tidak," jelasnya.

Metode fuzzy logic dipilih karena mampu mengolah berbagai variabel input untuk pengambilan keputusan secara cerdas dan efektif. Alat itu dirancang menggunakan tiga sensor utama, yaitu sensor warna, sensor kejernihan, dan sensor gas untuk mendeteksi bau.

Proses pengembangan alat memakan waktu enam bulan, mencakup pembuatan perangkat keras, pemrograman mikrokontroler, serta pengembangan antarmuka grafis (GUI) menggunakan MATLAB.

Mahasiswa Untag Surabaya menciptakan alat deteksi minyak goreng yang bisa mencegah pemakaian berulang.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News