Siswa SMAN 3 Taruna Angkasa Raih Emas di GYIIF 2025 Berkat Inovasi Migutik
"Pengolahan awal bahan utama ditimbang dan ditambahkan larutan NaOH empat persen sebanyak 250 ml, kemudian dipanaskan. Kemudian ditambahkan larutan asam HCL satu persen sebanyak 40 ml, dilanjutkan proses pemanasan," jelasnya.
Setelah proses pemanasan selesai PH sampel dinetralkan, kemudian ditambahkan Na(OCl)? sebanyak 20 ml untuk menghilangkan bau klorin. Tahapan selanjutnya masuk pada proses pencetakan, sampel ditambah plasticizer hingga menjadi plastik biodegradable.
"Proses ini memakan waktu sekitar sepuluh bulan, dengan fokus pada pengembangan produk agar tetap ramah lingkungan namun memiliki kekuatan yang setara dengan plastik sintetis," katanya.
Avesheina mengatakan plastik dari dua bahan itu terdegradasi lebih cepat dibandingkan plastik sintetis berbahan polimer. Selain itu, bisa mengurangi limbah pertanian dan sampah plastik yang sulit terurai.
Dia dan timnya berharap plastik Migutik dapat terus dikembangkan hingga bisa menggantikan plastik sintetis di masa depan. Apabila bisa diproduksi massal bisa menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung ekonomi sirkular.
"Kami juga ingin Migutik menjadi solusi konkret untuk memanfaatkan limbah pertanian sekaligus mengurangi sampah plastik di Indonesia. Ini juga bentuk kontribusi kami untuk mendukung visi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya. (mcr12/jpnn)
Siswa SMAN 3 Taruna Angkasa meraih medali emas di GYIIF 2025 berkat inovasi plastik Biodegradable.
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News