Waspada! Penyalahgunaan Antibiotik Bisa Picu Bahaya Kesehatan Serius
Dia mengingatkan bahwa penggunaan antibiotik sudah memiliki pedoman tertentu agar tidak disalahgunakan.
Fauna yang juga menjabat sebagai Kepala Program Studi Magister Ilmu Farmasi Ubaya itu menilai program pengendalian resistensi antibiotik membutuhkan kolaborasi tenaga kesehatan. Kesadaran masyarakat dalam menggunakan antibiotik secara rasional juga menjadi kunci keberhasilan.
Dia menekankan pentingnya pencatatan riwayat penggunaan antibiotik dalam tiga bulan terakhir serta diagnosis infeksi secara akurat.
“Diagnosa yang tepat membantu tenaga medis memilih terapi antibiotik yang sesuai. Riwayat penggunaan antibiotik sangat penting untuk mengenali potensi resistensi bakteri sehingga terapi bisa berjalan efektif,” tuturnya.
Hasil penelitian Fauna pada 2020 mengungkap bahwa masyarakat sebenarnya sudah memahami konsep bakteri kebal antibiotik. Namun, pengetahuan ini belum sepenuhnya diiringi dengan tindakan yang bijak.
“Masyarakat tetap mengonsumsi antibiotik sembarangan karena menganggap risiko resistensi bakteri tidak terlalu berbahaya,” ungkapnya.
Fauna menambahkan pasien sering merasa sembuh karena antibiotik, padahal dalam banyak kasus, kesembuhan terjadi secara alami.
“Banyak yang salah kaprah. Mereka berpikir antibiotik yang menyembuhkan, padahal mungkin memang penyakitnya sudah waktunya membaik,” jelas Fauna.
Kebiasaan mengonsumsi antibiotik sembarangan bisa menjadi bom waktu bagi pengguna.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News