Ngantuk Hingga Mual Saat Puasa, Dosen FK Ubaya Beri Penjelasannya

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Banyak orang mengeluhkan rasa ngantuk, lemas, hingga mual saat menjalankan puasa. Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) dr Risma Ikawaty, Ph.D., menyebut kondisi itu wajar dan normal terjadi.
Menurut dr Risma, tubuh manusia mengalami proses adaptasi selama Ramadan, baik dari sisi metabolisme maupun irama biologis, akibat perubahan pola makan dan tidur.
"Biasanya kita makan 3 hingga 4 kali sehari dalam waktu tertentu, tetapi saat puasa tubuh harus beraktivitas tanpa asupan makanan dan minuman selama lebih dari 12 jam," jelasnya, Senin (24/3).
Selain itu, pola tidur juga berubah karena harus bangun sahur lebih awal. Akibatnya, tidur malam berkurang, tubuh pun menjadi cepat lelah dan mengantuk.
Dosen sekaligus Wakil Dekan I FK Ubaya itu menambahkan rasa pusing yang dialami saat puasa juga bisa disebabkan penurunan kadar gula darah atau hipoglikemia.
"Saat puasa, tubuh kekurangan glukosa dan cairan sehingga terjadi dehidrasi ringan. Kondisi ini membuat otak tidak mendapatkan cukup energi untuk bekerja optimal. Itulah kenapa kita merasa pusing dan lema," ujarnya.
Baca Juga:
Selain itu, gejala mual di minggu pertama puasa juga dianggap normal. Dia menilai lambung yang kosong dalam waktu lama, ditambah stres fisik dan mental, bisa memicu rasa mual makin parah.
"Saat sahur tidak mengonsumsi makanan yang cukup padat. Ini bisa memperburuk kondisi tersebut," pungkasnya. (mcr12/jpnn)
Dosen FK Ubaya dr Risma Ikawaty menjelaskan, rasa lemas, mual, dan ngantuk saat puasa adalah kondisi normal akibat adaptasi tubuh terhadap perubahan pola makan
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News