5 Masukan Kementerian PUPR kepada Pemkab Gresik Pascagempa Bawean

Minggu, 07 April 2024 – 10:59 WIB
5 Masukan Kementerian PUPR kepada Pemkab Gresik Pascagempa Bawean - JPNN.com Jatim
Tim BPBD Jatim saat melakukan asesmen kerusakan bangunan di Pulau Bawean yang terkena musibah gempa bumi. ANTARA/HO-BPBD Jatim

jatim.jpnn.com, GRESIK - Para stakeholder mulai fokus dalam penanganan pascagempa bumi di Kepulauan Bawean, Gresik, beberapa lalu.

Pemerintah Kabupaten Gresik pun bertemu dengan Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR untuk membahas rehabilitasi rumah terdampak gempa di Kepulauan Bawean.

Dalam pertemuan itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan bahwa gempa di Pulau Bawean juga pernah terjadi puluhan tahun lalu.

"BMKG menceritakan sekitar 70 tahun lalu Pulau Bawean pernah mengalami kondisi gempa. Semoga dengan diskusi itu dapat menemukan titik terang dan dapat membantu rehabilitasi pascagempa di Kepulauan Bawean," ujarnya, Sabtu (6/4).

Sekda Kabupaten Gresik Achmad Washil Miftahul Rachman mengungkapkan permasalahan utama yang dihadapi di Pulau Bawean, yakni kondisi bangunan hunian yang rusak serta psikologi masyarakat yang masih ketakutan.

"Banyak masyarakat Bawean yang saat ini takut masuk rumah, terutama di malam hari. Hal itu menyebabkan masyarakat Bawean merasa khawatir jika terjadi gempa yang cukup tinggi ditambah dengan kondisi bangunan di Bawean tidak tahan gempa," katanya.

Dirjen Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mencontohkan saat mengatasi bencana erupsi Gunung Semeru dengan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

"(Pemkab) Gresik perlu menginisiasi kolaborasi dengan perusahaan sekitar serta civitas akademica untuk mengatasi gempa di Pulau Bawean. Membuat master plan dan disusun skala prioritas dan membentuk tim yang intensif untuk berkoordinasi di lapangan," tuturnya.

Maka itu, pihaknya memberikan sejumlah saran dan masukan terkait dengan dampak bencana gempa di Bawean.

"Pertama, perlu melakukan sosialisasi apabila terjadi gempa kepada masyarakat Bawean bersama dengan BPBD," ucapnya.

Kedua, perlu melakukan gerak cepat dan membentuk tim khusus (satgas) guna mengatasi gempa.

Ketiga, perlu memberikan stempel pada setiap rumah yang terdampak gempa seperti rumah rusak ringan, sedang, dan berat.

"Hal itu bertujuan untuk memberikan informasi dan imbauan kepada masyarakat Bawean," katanya.

Keempat, memberikan stimulan dan trauma healing kepada anak kecil dengan membentuk kelompok tertentu dengan menggunakan metode-metode yang ada seperti lagu "kalau ada gempa lindungi kepala, kalau ada gempa sembunyi di bawah meja".

"Yang terakhir, melakukan kolaborasi baik dengan perusahaan atau perguruan tinggi untuk menjadi fasilitator pendamping perbaikan rumah yang rusak dalam mengatasi gempa dan merancang pembangunan rumah untuk masyarakat yang terdampak gempa," ujar Iwan. (antara/faz/jpnn)

Pemerintah mulai fokus dalam menangani dampak pascagempa bumi di Kepulauan Bawean, termasuk dalam mengatasi kerusakan rumah warga yang terdampak.

Redaktur & Reporter : Fahmi Azis

Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News