Riset Kolokium Sebut Anak Muda Krisis Informasi Soal Visi-Misi Caleg

Dia mengimbau kepada organisasi masyarakat sipil dan lembaga riset bisa memainkan perannya dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas para caleg.
"Melalui penyelidikan yang mendalam dan pengawasan yang ketat, masyarakat dapat memastikan para pemimpin terpilih benar-benar mencerminkan nilai dan aspirasi mereka," kata dia.
Peran media massa dan masyarakat sangat vital mendukung proses demokrasi. Maka dari itu, krisis informasi yang dihadapi anak muda harus diatasi dengan upaya bersama agar masa depan politik bisa dibentuk pemilih yang terinformasi dan cerdas.
Suko menyebut sumberjo informasi utama anak muda dalam mencari informasi, berdasarkan riset yang dilakukan dari media digital, khususnya media sosial mencapai 74 persen.
Di sisi lain, penggunaan media konvensional seperti baliho tidak lagi diminati anak muda, yang melihatnya sebagai perusak keindahan. Menyikapi itu, Suko menekankan perlunya perubahan strategi kampanye.
Dia pun menyarankan agar para caleg mulai memikirkan cara efektif menggunakan media sosial sebagai alat kampanye, bukan sekadar memindahkan informasi dari baliho ke media sosial.
“Optimalkan media sosial sebagai alat penyampaian informasi interaktif yang mampu menjangkau masyarakat secara terbuka.
Dia menambahkan para pemilih muda harus diberikan akses lebih luas dan transparan terhadap informasi politik agar dapat membuat keputusan lebih informasional dan terdidik.
Anak muda disebut krisis informasi terkait visi misi caleg berdasarkan riset yang dilakukan Kolokium.id
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News