Kasus DBD dan Cikungunya Merebak di Ponorogo, Gerakan PSN Mulai Digencarkan

jatim.jpnn.com, PONOROGO - Untuk mengantisipasi merebaknya wabah menulari akibat nyamuk aedes aegypti, seperti cikungunya dan demam berdarah, Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.
"Kami imbau kepada masyarakat lebih giat melakukan gerakan PSN, di samping kami juga melakukan pengasapan atau fogging di lingkungan yang sudah ditemukan kasus," kata Kabid Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Ponorogo Anik Setiyarini, Senin (5/2).
Terbaru, kasus yang menjadi fokus penanganan Dinkes Ponorogo adalah merebaknya wabah cikungunya di lingkungan Dusun Trenceng, Desa Mrican, Kecamatan Jenangan.
Sebanyak 13 warga di dusun itu terjangkit penyakit gejala kelumpuhan semu disebabkan oleh gigitan nyamuk tersebut.
Gejala penyakit DBD dan cikungunya hampir sama, yakni demam tinggi, pusing, serta mengalami nyeri di bagian sendi, Namun, untuk cikungunya tingkat fatalitas jauh lebih ringan dibandingkan DBD.
"Untuk memastikan cikungunya atau DBD bisa melalui tes Rapid Diagnostic Tes (RDT) di puskesmas masing masing," ujarnya.
Anik mengatakan cara paling mudah dan efektif untuk mengantisipasi penularan penyakit itu dengan PSN. Di mana nyamuk biasa berkembang di tempat tempat lembab serta yang memiliki genangan air.
Untuk menangani wabah chikungunya maupun DBD itu perlu peran semua pihak, baik dari dinas kesehatan, maupun dari masyarakat di sisi lain.
Dinkes Ponorogo mulai menggencarkan pemberantasana sarang nyamuk atau PSN untuk mencegah peningkatan kasus DBD dan Cikungunya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News