Orang Tua Wajib Perhatikan Hal Ini Sebelum Imunisasi Polio Si Balita

jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar imunisasi serentak pencegahan polio. Adapun sasaran imunisasi ini untuk anak usia 0-7 tahun atau 7 tahun 11 bulan 29 hari dengan target sehari ada 200 ribu anak.

Imunisasi polio ini menindaklanjuti Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan RI Nomor: IM.02.03/Menkes/1051/2023 tentang Pelaksanaan SUB Pekan Imunisasi Nasional (SUB PIN) dalam Rangka Penanggulangan KLB Polio cVDPV2 yang dilaksanakan sebanyak dua kali putaran.

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) Dede Nasrullah SKep Ns MKep mengatakan imunisasi polio wajib untuk anak.

Menurutnya, Indonesia dalam cakupan imunisasi tinggi, tetapi muncul kejadian luar biasa (KLB). Artinya, diperlukan evaluasi karena kemunculan KLB menandakan cakupan imunisasi masih rendah.

"Kalau cakupan imunisasi polio terpenuhi maka kasusnya akan terkontrol dalam satu wilayah. Solusi untuk memutuskan KLB adalah Outbreak Respons Immunization (ORI) dengan melakukan pemberian imunisasi polio massal kepada seluruh kelompok rentan," ujar Dede, Jumat (12/1).

Dia menjelaskan pemberian imunisasi polio terdiri dari dua jenis, yaitu OPV (oral polio vaccine) dan IPV (injeksi polio vaccine). OPV adalah pemberian dengan cara diteteskan ke mulut untuk bayi 0-4 bulan, sedangkan IPV dengan suntikan di lengan atas atau paha pemberiannya secara bertahap.

"Efektivitas perlindungan vaksin polio IPV sampai dengan 99-100 persen, jika diberikan dalam tiga dosis. Vaksin polio ini mengandung virus yang dilemahkan sehingga akan membentuk memori pada sel imun anak," jelasnya.

Dede mengatakan saat hendak melakukan imunisasi polio, orang tua wajib memerhatikan kondisi anak, apalagi ketika sakit berat, seperti muntah atau diare berulang dan tampak tidak aktif.