Efektivitas Obat Ternyata Berkaitan dengan Genetik, Begini Penjelasannya
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dosis obat kerap menjadi pertanyaan masyarakat ketika dinilai kurang ampuh untuk mengatasi penyakit, bahkan tak jarang menimbulkan spekulasi obat hanya cocok pada orang tertentu.
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Dr apt Fauna Herawati mengatakan hal tersebut dapat dijelaskan secara farmakokinetik.
Menurutnya variasi genetik bisa memengaruhi jumlah dan ketersediaan enzim-enzim yang memetabolisme obat di hati. Salah satunya yang terkenal adalah enzim Sitokrom P450.
Enzim itu memiliki tugas untuk menguraikan obat agar dapat dicerna dan masuk ke dalam saluran sistematik hingga memberikan efek bagi tubuh.
“Ada kelompok orang yang punya cukup banyak enzim Sitokrom 450 sehingga proses peruraian obat menjadi lebih cepat dan berakibat pada tingkat efektivitas obat yang berkurang,” kata Dr Fauna, Sabtu (11/11).
Untuk orang yang memiliki sedikit enzim ini menyebabkan proses peruraian obat menjadi lebih lambat.
“Hal ini mengakibatkan obat menumpuk di darah meskipun dosis obat yang dikonsumsi tetap. Penumpukan obat itu, jika melewati batas ambang kadar aman akan menjadi toxic dan berbahaya bagi tubuh,” ujarnya.
Selain itu, setiap obat memiliki indeks terapi yang menentukan kapan obat tersebut memberikan efek toxic atau tidak. Sebutannya adalah indeks terapi lebar dan sempit.
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) Dr apt Fauna Herawati menjelaskan efektivitas obat tergantung pada genetik seseorang
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News