Harga Cabai Rawit Kian 'Pedas', Pemerintah Kalang Kabut, Petani Senang
jatim.jpnn.com, SITUBONDO - Pemerintah Kabupaten Situbondo berupaya mengatasi kenaikan harga cabai rawit yang melonjak menjadi Rp68.000-Rp70.0000 per kilogram.
Kabid Perdagangan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Situbondo Ruben Pakilaran mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan sejumlah daerah lain yang surplus cabai rawit untuk meminta pengiriman komoditas itu.
"Dengan suplai dari daerah lain, (diharapkan) akan mampu untuk menstabilkan harga cabai rawit yang saat ini mencapai Rp70.000 per kilogram di pasaran," katanya, Selasa (31/10).
Ruben mengatakan bahwa dari pantauan di pasar tradisional, harga cabai rawit merangkak naik sejak dua pekan terakhir.
Dari informasi sejumlah petani cabai rawit, kata Ruben, kenaikan harga terjadi karena produksi lokal di Situbondo mulai berkurang.
"Ada juga petani cabai rawit yang sudah memasuki selesai panen sehingga produksi lokal terus berkurang, termasuk dampak musim kemarau panjang juga menjadi penyebab berkurangnya produksi cabai rawit," ujar Ruben.
Seorang petani cabai rawit di Desa Palangan, Kecamatan Jangkar, Kusnadi mengaku senang dengan naiknya harga cabai rawit karena bisa menambah pendapatan penjualan hasil panennya.
"Sejak tiga pekan lalu, harganya terus naik, mulai harga Rp15.000, Rp20.000, Rp50.000, dan saat ini Rp63.000-Rp65.000 dijual ke pengepul," tuturnya.
Harga cabai rawit di Situbondo sekilonya kini bisa mencapai Rp70 ribu. Harga komoditas itu terus melonjak dalam dua pekan belakangan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News