Fakta Mengejutkan Soal Korban Tragedi Kanjuruhan yang Meninggal di Tribun
jatim.jpnn.com, MALANG - Komisi Orang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menanggapi pernyataan kepolisian terkait meninggalnya suporter saat tragedi Kanjuruhan disebut karena berhimpitan di pintu.
Sekjen Federasi KontraS Andi Irfan mengatakan pernyataan kepolisian itu dinilai terlalu terburu-buru. Menurutnya, tidak semua korban meninggal akibat berhimpitan.
Temuan dari Tim Investigasi Aremania menyebutkan bahwa faktanya banyak korban tergeletak meninggal dunia di atas tribun.
“Fakta yang dikumpulkan banyak korban meninggal di tribun dengan indikasi terkena gas air mata. Posisinya tidak berdesak-desakan, salah satunya ada polisi,” ucap Andi.
Indikasi korban yang meninggal di tribun karena menghirup gas air mata dengan kadar cukup banyak. Fakta tersebut belum terungkap dan perlu diteliti lebih dalam.
Kemudian, indikasi korban meninggal lainnya karena terlalu banyak menghirup asap dan tak sempat menyelamatkan diri, sedangkan yang berhasil menuju pintu keluar berhimpitan dengan penonton yang lain.
“Kami menantang kepolisian mengungkap senjata dan peluru gas air mata jenis apa yang digunakan ketika kejadian berlangsung pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan,” katanya.
Menurutnya, gas air mata ada dua, yakni untuk melakukan peperangan dan membubarkan massa.
Federasi KontraS beberkan temuan fakta dari Tim Investigasi Aremania terkait tragedi Kanjuruhan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News