Pakar Sebut Inflasi Menjadi Keniscayaan Bila Harga BBM Naik
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Kenaikan harga BBM, meliputi pertalite dan solar subsidi, dikabarkan mulai berlaku pada 1 September mendatang.
Harga pertalite kemungkinan naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liternya. Solar diprediksi naik harganya dari Rp 5.150 menjadi Rp 8.500 per liter.
Pengamat Ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Gigih Prihantono menilai kenaikan harga BBM otomatis memicu terjadinya inflasi.
"Karena BBM ini kan sebagai input produksi. Jadi, kalau misalkan produksinya meningkat, otomatis akan meningkat juga barang output-nya. Nah itu yang menyebabkan inflasi," kata Gigih, Senin (29/8).
Menurutnya, keputusan pemerintah menaikan harga BBM itu juga bisa menyebabkan kenaikan pada harga bahan pangan.
"Kemungkinan bisa saja karena kalau dilihat kenaikan bahan bakar ini kan solar, bensin, termasuk LPG juga. Nah, kalau ini meningkat otomatis akan meningkatkan biaya pangan," tuturnya.
Gigih berharap saat wacana kenaikan harga BBM itu terlaksana, pemerintah bisa memberikan solusi yang tepat bagi masyarakat.
"Kalau antisipasi ya tentang inflasi, terus kenaikan bahan pangan, kenaikan harga barang konsumen, itu yang harus diantisipasi. Harus ada solusi dari pemerintah," ujarnya. (genpi/faz/jpnn)
Berita ini telah tayang di GenPI.co dengan judul: Pemerintah Diminta Waspada, ini Dampak Nyata Jika Harga BBM naik
Potensi inflasi membayangi wacana kenaikan harga BBM. Berikut paparan singkat pakar ekonomi Unair.
Redaktur & Reporter : Fahmi Azis
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News