Kasus Kekerasan pada Anak & Perempuan di Surabaya Naik 24 Persen, Waduh
jatim.jpnn.com, SURABAYA - Kasus kekerasan dan pelecehan pada anak di Surabaya pada Januari-Juni 2022 meningkat 24 persen dari periode yang sama di 2021.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya Tomi Andriyanto, Selasa (26/7)
“Pada periode Januari-Juni 2021 terdapat 50 kasus. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022, terdapat 66 kasus. Artinya, meningkat 24 persen,” katanya..
Tomi menjelaskan alasan kasus pelecehan pada anak meningkat lantaran adanya masa transisi dari kondisi pandemi ke new normal.
“Dalam masa transisi ke kondisi normal ini, pertemuan sudah tidak dibatasi. Adanya interaksi ini, salah satu penyebab kasus pelecehan pada anak naik,” kata Tomi.
Dia menjelaskan kasus kekerasan paling banyak terjadi di lingkungan sekitar rumah.
Maka dari itu, untuk meminimalisasi kejadian kekerasan pada anak, pihaknya meminta RT/RW hingga Kader Surabaya Hebat (KSH) lebih peduli lagi terhadap lingkungan masing-masing.
“Gaya metropolis cuek, tidak mau tahu terhadap lingkungan dan tetangga yang harus dihilangkan. lebih care dengan permasalahan sosial yang ada di lingkungan masing-masing," ujarnya.
Pemkot Surabaya mengungkap alasan kasus kekerasan pada anak meningkat pada tahun ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News