Membedah Siasat Farmasi & Kampanye Antinikotin yang Mematikan Industri Tembakau

Sabtu, 18 Juni 2022 – 19:42 WIB
Membedah Siasat Farmasi & Kampanye Antinikotin yang Mematikan Industri Tembakau - JPNN.com Jatim
Bedah buku Nicotine War di ASEC Tower Universitas Airlangga. Foto: Dok. Suko untuk JPNN.

"Bayangkan, jika IHT ini tumbang, kedaulatan pun turut terancam,” terangnya.

Sementara itu Irfan Afifi menilai kebijakan dan regulasi IHT dalam negeri yang meniru kerangka kebijakan asing adalah bukti jika bangsa ini sering gamang menentukan sikap dan tidak berdaulat atas dirinya sendiri.

“Ini pernah terjadi di sektor pertanian seperti Kopra. Kesadaran kita tentang kesehatan sering diarahkan oleh hasil kampanye masif, bukan karena keyakinan dan kemandirian berpikir sendiri," ucap dia.

Dia mencontohkan seperti narasi merokok sebagai sebuah kebiasaan yang malah menjadi narasi menghisap rokok adalah candu hingga perokok adalah pecandu.

Irfan menyebut masyarakat Indonesia telah lama diintervensi oleh kampanye kesehatan yang masif dan dipaksa mengamini hasil penelitian luar negeri secara mentah-mentah.

“Kita harus menjaga nalar kebudayaan, itulah yang membuat kita masih bekerja membentengi rokok kretek sebagai produk kebudayaan Indonesia,” tegasnya.

Senada dengan Abhisam dan Irfan, Suko Widodo menilai adanya ketidakadilan di dalam penerapan regulasi IHT.

"Sebelum melarang sebaiknya para ahli kesehatan benar-benar melakukan penelitian mengenai manfaat tembakau karena semua yang ada di dunia bukan sesuatu yang sia-sia dan pasti memiliki manfaat positif," tuturnya.

Bedah buku Nicotine War karya Wanda Hamilton berisi siasat farmasi dan kampanye antitembakau, begini kata budayawan dan akademisi Unair.
Facebook JPNN.com Jatim Twitter JPNN.com Jatim Pinterest JPNN.com Jatim Linkedin JPNN.com Jatim Flipboard JPNN.com Jatim Line JPNN.com Jatim JPNN.com Jatim

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News