Kisah Tukang Becak Niat Berangkat Haji Bersama Mendiang Istri, Mengharukan

"Istri saya begitu telaten menyisihkan sedikit demi sedikit uang sisa dari kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya.

Seringkali uang tabungannya yang tidak seberapa itu diinvestasikan untuk membeli emas meski hanya beberapa gram saja beratnya.

Pada tahun 2011, sang istri mendapatkan arisan dengan jumlah cukup lumayan. Sejumlah emas yang dibeli dan barang-barang berharganya dijual untuk mendaftar haji pasangan suami istri ini.

Namun, takdir berkehendak lain. Sang istri menghadap Allah sebelum cita-citanya menyempurnakan rukun Islam kelima tercapai. Kedua anak kandungnya juga tak bersedia berangkat ke Tanah Suci menggantikan sang ibu.

Bahkan, Holili hampir gagal berangkat ke Tanah Suci lantaran tak memiliki uang untuk mendaftar ke kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) pada 2020.

Rupanya KBIH di Sampang tiba-tiba tergerak hatinya mempersilakan Holili bergabung tanpa dipungut biaya sepeser pun.

Holili menjalani dengan mengayuh becaknya, sebagai satu-satunya kendaraan yang dimiliki, setiap kali mengikuti pelatihan, manasik haji, serta mengurus persiapan lainnya.

"Niat saya tetap berangkat haji bersama almarhumah Istri. Uang tabungannya masih ada. Hari ini saya bawa ke Tanah Suci untuk membayar orang di sana demi mewakilkan haji badal almarhumah," ucapnya. (antara/mcr12/jpnn)