Sukses Produksi Kerajinan dari Pamper Bekas, Yunita Ternyata Terinspirasi dari Kejadian InI
Tidak hanya kejadian itu, Yunita juga menyaksikan sendiri perilaku orang-orang yang kerap membuang limbah pamper ke sungai sehingga mencemari lingkungan Kota Malang.
Hal itulah yang menginspirasi Yunita membuat bank sampah pamper.
Dia mengajak ibu-ibu PKK yang ada di sekitar rumahnya untuk mendaur ulang sampah menjadi suatu hal ekonomis dan tidak mencemari lingkungan.
Setiap potong diaper bekas dibeli seharga Rp 200 - Rp 300. Hasilnya, rata-rata setiap nasabah menerima pendapatan mencapai Rp 700 ribu - Rp 1,2 juta per tahun.
Setiap pekan Yunita mengumpulkan sekitar 4.000 potong diaper bekas untuk diolah menjadi kerajinan.
Produknya terbilang masif sekitar 300 potong kerajinan per hari.
Yunita pun tak segan membeberkan caranya mengolah pamper bekas tersebut.
Pertama-tama, cuci bersih pamper dari kotoran, direndam air dan detergen, keluarkan gel, lantas dibilas dengan air mengalir agar higienis.
Bisnis olahan pamper bekas menjadi kerajinan berkualitas Yunita ternyata dilatarbelakangi kejadian berikut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News