Siasat Farmasi & Kampanye Antinikotin Tembakau, Begini Kata Akademisi Hingga Budayawan
jatim.jpnn.com, MALANG - Rokok terkadang diasumsikan bahannya mengandung zat berbahaya. Bahkan, dalam dunia medis disebut tidak memiliki manfaat.
Namun, dalam hasil riset buku Nicotine War ternyata kampanye kesehatan antirokok memiliki tujuan terhadap ekonomi yang dipolarisasi perusahaan pabrik farmasi.
Para akademisi dan budayawan membedah buku sekaligus hasil riset berjudul Nicotine War hasil karya Amanda Hamilton di Universitas Brawijaya Malang, Selasa (31/5).
Dalam buku tersebut mengungkap fakta-fakta ilmiah tentang seluk-beluk peperangan merebutkan nikotin.
Perebutan itu tentang zat nikotin alami dalam tembakau yang diwakili industri rokok versus senyawa mirip nikotin yang diwakili industri kesehatan.
Abhisam Demosa Perwakilan Koordinator Nasional Komunitas Kretek menyatakan kampanye kesehatan antirokok sangat berdampak dari segi ekonomi masyarakat, apalagi Indonesia yang mayoritas masyarakatnya sangat bergantung dengan hasil pertanian.
Baca Juga:
"Perang nikotin akan berdampak kepada punahnya kemandirian ekonomi, industri kretek nasional," kata Abhisam.
Dia juga menyatakan jika kondisi produksi rokok nasional tersingkir akan berdampak besar. Dalam data ada 5,98 juta orang yang terlibat langsung dalam industri kretek nasional.
Akademisi dan budayawan di Malang berdiskusi untuk membedah tentang buku Nicotine War.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News