Kolaborasi SMA-SMK di Jatim Sabet Prestasi Tingkat ASEAN, Bu Khofifah Ikut Bangga
Mantan Mensos itu bersyukur atas capaian yang diraih para siswa di tengah pandemi.
“Kami patut bersyukur atas prestasi mereka.Misalnya, Krisna Aradea, murid SMKN 7 Surabaya membuat sensor kebakaran hutan. Jika dikembangkan sampai produksi, tentu sangat besar manfaatnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi menjelaskan SYSS banyak diikuti para pelajar tingkat SMA di 11 negara ASEAN dengan tingkat kompetisi yang ketat, mulai penyaringan proposal proyek penelitian hingga penjurian.
Salah satu prestasi membanggakan yang diraih Kresna Aradea Trilingga Putra, siswa SMK Negeri 7 Surabaya dari Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik menyabet Special Award for Commercial Potential.
"Kami patut bangga atas prestasi yang mereka peroleh. Kresna Aradea misalnya siswa SMKN 7 Surabaya yang membuat sensor yang bisa mengetahui efektivitas getah kayu Palembang ‘Lannea Coromandelica’ sebagai elemen utama miniatur sensor kebakaran hutan,” jelasnya.
Wahid berharap penghargaan yang diraih dalam kompetisi itu bisa menjadi inspirasi anak muda Indonesia. “Semoga dapat menjadi penerus cita-cita bangsa," tandas Wahid.
SSYS sendiri merupakan ajang kompetisi bergengsi dua tahunan yang digelar organisasi para menteri pendidikan se-Asean. Sebanyak sembilan negara Asia tenggara terlibat, yaitu Filipina, Indonesia, Myanmar, Thailand, Singapura, Malaysia, Timor Leste, Vietnam, dan Kamboja. Kompetisi ini digelar sejak tahun 1997 dengan tema berbeda tiap dua tahun. (mcr12/jpnn)
Kolaborasi SMA-SMK di Jatim berhasil menyabet prestasi tingkat ASEAN, Jatim menyumbang sebanyak empat penghargaan
Redaktur & Reporter : Arry Dwi Saputra
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jatim di Google News